Pemain Biola Wanita Terbaik Dunia
Orang tua Itzhak Perlman sangat mendukung minat dan bakat anaknya
Kehidupan orang tua Perlman cukup sulit. Dilansir Encyclopedia.com, ibu dan ayah Itzhak beremigrasi dari Polandia ke Israel pada tahun 1930-an, mereka bertemu dan menikah di Tel Aviv, yang masih menjadi milik Palestina pada pertengahan tahun 1940-an.
Selama ini, orang tuanya melakukan segudang pekerjaan sambilan untuk mendukung putra mereka menjadi seorang musisi. "Ayah saya melakukan apa saja untuk mencari nafkah, dia belajar bagaimana menjadi tukang cukur dan mencuci pakaian tetangga. Mereka menyesuaikan apa yang mereka lakukan untuk mencari nafkah dengan apa yang harus mereka lakukan untuk saya," ungkap Perlman dalam film dokumenternya.
Melalui beasiswa America-Israel Cultural Foundation, Perlman dan orang tuanya pindah ke New York. Orang tua Perlman semaksimal mungkin mendukung karier putra mereka di industri musik. Orang tuanya tidak ingin melihat Perlman merasa pesimis karena kelumpuhan yang dialaminya, oleh sebab itu, mereka mencoba mencari peruntungan mereka di Amerika Serikat, dan siapa sangka, usaha itu berhasil.
Itzhak Perlman Virtuoso biola Israel, konduktor, dan master-instruktur. Ia secara luas dianggap sebagai salah satu virtuosi biola terkemuka abad ke-20. Perlman lahir di Tel Aviv, dalam apa yang akan segera Israel, di mana ia pertama kali menjadi tertarik pada biola setelah mendengar pertunjukan musik klasik di radio. Ia belajar di Akademi Musik di Tel Aviv sebelum pindah ke Amerika Serikat untuk belajar di Juilliard School dengan pedagog biola besar, Ivan Galamian, dan Dorothy DeLay asistennya. Perlman dikontrak polio pada usia empat. Dia membuat pemulihan yang baik, belajar berjalan dengan menggunakan kruk. Hari ini, ia umumnya menggunakan kruk atau Amigo POV / Scooter untuk mobilitas dan memainkan biola sambil duduk.
adalah salah satu sebutan untuk pemain biola atau violin.
. Banyak violinist diluaran sana. Mulai dari dunia belahan barat sampai timur, dari belahan utara maupun belahan selatan. Namun, tak perlu jauh-jauh ke penjuru dunia, di negara tercinta kita ini banyak sekali violinist yang berbakat. Mulai dari yang muda sampai tua baik itu laki-laki maupun perempuan semuanya memiliki bakat serta keterampilan yang berbeda-beda dalam bermain biola.
Diantara violinist-violinist tersebut pastinya adalah yang memiliki kemampuan lebih yang jarang dimiliki oleh banyak orang. Siapa sajakah pemain biola terbaik asal Indonesia yang siap atau bahkan sudah Go Internasional? Mari kita bahas satu persatu.
(lahir di Batavia, Hindia Belanda (sekarang Jakarta), 7 Juni 1938 – meninggal di Cimanggis
Depok, 28 April 2014 pada umur 75 tahun) adalah seorang pemain biola berkebangsaan
ndonesia. Ia adalah anak dari pemain biola Orkes RRI Studio Jakarta, Bp. Sardi. Sementara ibunya, Hadidjah merupakan aktris Indonesia di era tahun 1940-1970.
Tahun 1952 Sekolah Musik Indonesia (SMIND) dibuka, dengan persyaratan menerima lulusan SMP atau yang sederajat. Pada tahun 1952, Idris Sardi baru berusia 14 tahun, sehingga ia belum lulus SMP, namun karena permainannya yang luar biasa ia bisa diterima sebagai siswa SMIND tersebut. Bersama temannya yang juga pemain biola, Suyono (almarhum).
Pada orkes siswa SMIND pimpinan Nicolai Varvolomejeff, tahun 1952 Indris yang masih memakai celana pendek dalam seharian duduk sebagai concert master pada usia 14 tahun, duduk bersanding dengan Suyono. Rata-rata siswa SMIND berusia di atas 16 tahun. Guru biola Idris waktu di Yogyakarta (1952-1954) adalah George Setet, sedangkan pada waktu di Jakarta (setelah 1954) adalah Henri Tordasi. Kedua guru orang Hongaria.
Ketika M. Sardi meninggal, 1953, Idris dalam usia 16 tahun harus menggantikan kedudukan sang ayah sebagai violis pertama dari Orkes RRI Studio Jakarta pimpinan Saiful Bahri. Pada tahun 60-an, Idris beralih dari dunia musik biola serius, idolisme Heifetz, ke komersialisasi Helmut Zackarias.
Iskandar Widjaja (lahir di Berlin, 6 Juni 1986; umur 30 tahun) adalah seorang pemain biola asal Jerman dan pemenang berbagai kompetisi internasional. Dia adalah cucu musisi Indonesia Udin Widjaja yang sangat terkenal di era Presiden Soekarno karena lagu-lagu gubahannya. Dia memiliki darah Tionghoa Medan dari Ibunya (Chin Widjaja) dan Belanda-Arab-Maluku dari Ayahnya (Ivan Hadar). Dia memulai berlatih piano sejak berusia tiga tahun setelah ia dan ibunya menyaksikan sebuah konser musik klasik anak-anak di Jerman. Iskandar Widjaja mulai bermain biola sejak usia 3 tahun setelah ia dan ibunya melihat konser musik. Usai mendapatkan biolanya, Iskandar Widjaja belajar bermain biola dengan teknik Suzuki di bawah ajaran Susan Mann. Teknik Suzuki adalah metode belajar instrumen musik yang mengacu pada pengajaran Dr Shinichi Suzuki, pebiola dan pendidik musik, Yaitu belajar seperti mempelajari bahasa ibu. Beranjak remaja, Iskandar Widjaja diterima sebagai siswa termuda di Collage if Music, Berlin. Setelah lulus, Iskandar Widjaja melanjutkan ke University of the Arts di Berlin. Kepiawainnya bermain biola membuatnya meraih banyak penghargaan bergengsi. Sebut saja medali emas dalam First International Hindemith Violin Competition, dan First Prize dalam the German National Competition "Jugend musiziert". Dia juga meraih "Best Bach" dan "Best Beethoven" sonatas di the XXI Concorso Violinistico Internazionale Andrea Postacchini dan masih banyak lagi. Di usia yang masih muda, prestasi pria kelahiran Jerman, 6 Juni 1986 ini sudah mendunia. Prestasi itu pulalah yang mengantarnya tampil di pergelaran di seluruh dunia. Seperti tampil di the Sydney Symphony Orchestra, the Dubrovnik Symphony Orchestra, the Sinfonieorchester Berlin, the Orchestre de la Suisse Romande. Belum lagi festival-festival kelas atas seperti "Kissinger Summer", "Valdres Sommersymfoni", "Festival de St. Prex", "Music Festival Phnom Penh" dan "Keshet Eiolon".
, atau biasa dipanggil Icha (lahir di Jakarta, 28 April 1999; umur 17 tahun) adalah seorang pemain biola asal Indonesia. Gadis ini memang telah memiliki minat pada biola sejak usia dua tahun. Clarissa meminta sendiri kepada orang tua nya untuk mengkhursuskan Icha bermain biola. Dia pun mulai belajar memainkan biola sejak usia 4 tahun. Hasilnya, Icha benar-benar berhasil menunjukkan prestasinya di dunia tersebut. Di Usia 5 tahun Icha berhasil meraih Juara I Kids Talent Contest, dan pada usia 6 tahun mulai mempersiapkan diri untuk membuat album pertamanya.
Pada usia delapan tahun, Icha telah meluncurkan album perdananya yang berjudul "8" yang dirilis pada tanggal 8 Maret 2008. Di album pertamanya ini Clarissa memadukan permainan biolanya dengan beberapa jenis musik seperti jazz, dangdut, dan pop. Album yang berisi 11 lagu ini 10 di antaranya adalah berupa musik instrumental dengan alunan biola buah gesekan dari tamara sedangkan lagu yang berjudul “kring – Kring Halo” dinyanyikan sendiri oleh Clarissa. Album yang digarap selama 2 tahun ini melibatkan beberapa musisi seperti Tamam Hoesein, Henry Lamiri, Marcel Aulia, Indro Hardjoko dan Uce Haryono. Satu tahun setelah album pertama Clarissa direales Clarissa berhasil meraih penghargaan Anugerah Musik Indonesia 2009 sebagai "Artis Terbaik" dan "Karya Produksi Terbaik" dalam bidang World Music/Instrumentalia. Dan pada Desember 2009 Clarissa meriliskan album keduanya yang berisi lagu - lagu natal dan berjudul "9 Gift of Christmast".
Di usianya yang ke 14, Clarissa Tamara membuktikan talentanya pada tanggal 15 Juni 2013 dengan mencatat Rekor Dunia pada badan Record Holder Republic sebagai Pemain Biola Tercepat memainkan lagu Flight of The Bumblebee dengan kecepatan 273 bpm (beat per minute)dalam waktu 49,42 detik
(lahir di Pontianak, Kalimantan Barat, 24 Agustus 1972; umur 44 tahun) adalah seniman berkebangsaan Indonesia. Namanya dikenal sebagai musisi yang tergabunng dalam grup musik Arwana. Selain bermain untuk grupnya, Hendri juga mendukung banyak musisi dan penyanyi antara lain Erwin Gutawa, Chrisye, KLa Project, Mus Mujiono, Ika Ratih Poespa, Clarissa Tamara, Duo Ratu, dan lain-lain. Dia juga terlibat dalam penggarapan ilustrasi musik sejumlah film.
Hendri Lamiri lahir di Pontianak, Kalimantan Barat, 24 Agustus 1972. Sejak usia muda, Hendri sudah mengakrabi dunia kesenian, utamanya musik, dengan menggeluti alat musik biola. Namun dia juga menguasai alat musik lainnya.
Itulah pemain biola terbaik asal Indonesia. Semoga Bermanfaat.
Jika kamu menyukai musik klasik, jazz, atau klezmer, kamu mungkin pernah mendengar tentang Itzhak Perlman. Sedikit informasi, Itzhak Perlman pernah memenangkan 16 Grammy Awards, Presidential Medal of Freedom, dan segudang penghargaan lainnya. Dia adalah salah satu pemain biola kontemporer terhebat (yang telah berkecimpung dalam banyak instrumen) dan seorang guru yang sangat menginspirasi, baik dalam musik maupun kehidupan pribadinya.
Masa kanak-kanaknya sangat sulit, ia mengejar mimpinya dengan penuh pengorbanan, melawan bias disabilitas, dan memilih untuk menginspirasi orang lain melalui kecintaannya pada musik. Yuk, mari kita jelajahi fakta tentang pemain biola terkenal Itzhak Perlman.
Itzhak dan Toby Perlman adalah pasangan yang sangat kompak
Toby dan Itzhak Perlman sudah saling mengenal satu sama lain dalam hidup mereka. Seperti yang Toby akui dalam film dokumenter Itzhak tahun 2017, dia jatuh cinta dengan calon suaminya ketika mereka berdua duduk di bangku sekolah menengah. Meskipun Itzhak tidak merasakan hal yang sama pada awalnya, dan menjalin hubungan dengan perempuan lain terlebih dahulu.
Tetapi setelah hubungan pertamanya berakhir, Itzhak mulai dekat dengan Toby, dan semuanya berubah setelah salah satu konser kampusnya, Itzhak memainkan musik Tzigane' Ravel, disinilah Toby menghampirinya ke belakang panggung dan ia meminta Itzhak untuk menikahinya.
Toby sendiri sering mengkritik dan memberikan masukan terkait permainan biola suaminya, dan ia juga menjadi tangan kanan, penasihat, dan sahabat dalam kariernya.
Dianugerahi banyak penghargaan dari beberapa mantan presiden Amerika
Pada tahun 2015, Presiden Barack Obama menganugerahi Perlman Presidential Medal of Freedom. Selama pidatonya, Barack Obama berkata, "Apa yang membedakannya dan apa yang membuatnya menjadi pemain biola yang paling dicintai di zaman kita adalah bahwa dia mendekati musik dengan cara dia mendekati segala sesuatu dalam hidup: dengan semangat dan dengan sukacita."
Memang, baik Presiden Barack Obama maupun Michelle Obama adalah penggemar berat Perlman karena alasan ini. Sepanjang masa kepresidenan Barack Obama, Perlman berulang kali menjadi sebagai tamu di Gedung Putih. Salah satunya ketika ia mengadakan konser di Gedung Putih pada tahun 2012 untuk presiden Israel dan penerima penghargaan Presidential Medal of Freedom, Shimon Peres.
Mantan presiden Barack Obama bukanlah satu-satunya tokoh politik yang mengakui bakat Perlman di dunia musik. Pada tahun 1986, Perlman menerima Medal of Liberty dari Presiden Ronald Regan, dan pada pergantian abad ke-21, Presiden Bill Clinton menganugerahi Perlman National Medal of Arts. Presidential Medal of Freedom dari Barack Obama bisa dibilang sebagai puncak kariernya yang diakui secara universal.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Menyukai biola di usia 3 tahun
Seperti yang dilaporkan Britannica, saat Itzhak Perlman baru berusia 3 tahun, ia mendengar suara biola di radio, dan langsung jatuh cinta. Menyadari hal tersebut, orang tuanya mendaftarkannya ke sekolah musik. Disinilah Perlman mulai berlatih biola. Lalu, dengan bertambahnya usia, Perlman mendaftarkan diri di Akademi Musik Tel Aviv, dan mengadakan konser pertamanya saat berusia 10 tahun.
Seperti yang diakui Perlman sendiri dalam film dokumenter berjudul Itzhak tahun 2017, "Menurut saya yang membuat orang ingin memainkan alat musik adalah apa yang mereka dengar di kepala, mereka menyukai suaranya." Perlman akhirnya menurunkan hal ini kepada putrinya sendiri yang sangat menyukai bunyi seruling.
Itzhak Perlman terjangkit polio di usia 4 tahun
Sayangnya, di usia 4 tahun, Itzhak Perlman terjangkit polio. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, polio adalah virus yang paling banyak menyerang anak kecil. Penyakit ini menyebar dari usus ke sistem saraf dan dapat menyebabkan kelumpuhan jika tidak ditangani. Sedihnya, Perlman tidak mendapatkan perawatan yang tepat, karena bukan tenaga medis yang menanganinya melainkan pengobatan dari tabib.
Perlman lahir pada 31 Agustus 1945 di Tel Aviv, yang saat itu masih menjadi bagian dari Palestina. Saat dia terjangkit polio, Israel baru saja mendeklarasikan kemerdekaannya, sebagaimana yang dilaporkan History. Oleh karena itu, situasi ekonomi dan perawatan medis pada tahun 1949 kurang optimal.
Jadi, tidak mengherankan jika Perlman menjadi sasaran ritual keagamaan, yang tidak mengerti tentang penyakit polio tersebut. Akibatnya, dia mengalami cacat permanen di kedua kakinya, tetapi karena hal ini, dia lebih termotivasi untuk menjadi pemain biola yang hebat.
Pemenang berdasarkan klub
*Pemain adalah anggota klub untuk paruh kedua tahun kalender (Paruh pertama musim baru - Agustus hingga Desember) **Pemain adalah anggota klub untuk paruh pertama tahun kalender (Paruh kedua musim - Januari hingga Mei) ***Pemain pensiun ditengah jalan tahun kalender jadi ia adalah anggota klub hanya untuk paruh pertama tahun kalender (Paruh kedua musim - Januari hingga Mei)
Pemenang berdasarkan klub
Pernahkah anda berusaha untuk menebak siapa sajakah sepuluh pebasket sepanjang masa yang berhak mendapat gelar sebagai yang terbaik di dunia? Baru-baru ini, salah satu website olahraga ternama, Foxsports merilis daftar 10 pebasket terbaik sepanjang masa. Data ini disusun berdasarkan prestasi setiap pemain, gelar yang mereka raih bersama tim maupun individu Memang, bola basket yang diwadahi dalam liga yang diberi nama NBA adalah salah satu olahraga yang menghasilkan keuntungan paling banyak. Wajar bila nama-nama di bawah ini mememiliki jutaan fans dan memperoleh status sebagai selebritis. Langsung saja, berikut daftarnya:
Bermain sejak tahun 1997 hingga saat ini, Tim Duncan dikenal sebagai salah satu pemain basket terbaik yang melegenda bersama San Antonio Spurs. Duncan tak hanya piawai dan memiliki skill yang luar biasa, namun juga dikenal sebagai pemain yang sangat tenang serta memiliki kepemimpinan yang tinggi. Wajar bila kemudian ia berhasil masuk dalam daftar ini. Prestasi individu seorang Tim Duncan juga sangat mengesankan. Ia berhasil meraih dua gelar MVP, 4 cincin juara NBA, dan 13 tahun berturut-turut masuk dalam tim NBA All-Star. Di usianya yang sudah menginjak 37 tahun, Tim Duncan juga masih mampu membawa San Antonio Spurs melangkah ke final NBA
Siapa yang tidak kenal dengan sosok raksasa yang berdiri di bawah ring basket LA Lakers, Miami Heat, dan Orlando Magic ini. Ya, dalam 9 tahun karirnya sebagai pebasket profesional yang berakhir pada tahun 2011 lalu, O'Neal berhasil meraih puluhan gelar individu maupun tim. Hingga saat ini, O'Neal juga dikenal sebagai salah satu center NBA terbaik sepanjang masa. Ia berhasil mempersembahkan tiga gelar untuk LA Lakers, di masa-masa ia dan Kobe Bryant begitu ditakuti lawan sebagai duet maut yang sangat berbahaya. O'Neal juga 15 kali terpilih untuk tampil bersama tim NBA All-Star dan duduk di ranking keenam sebagai pencetak poin terbanyak sepanjang masa di NBA.
Berbicara tentang Shaquille O'Neal, tak mungkin kita melupakan sosok Kobe Bryant. Kobe bahkan dinilai lebih sukses dan lebih berkualitas sebagai pemain dibandingkan Shaq. Pemain yang sudah berkarir di NBA sejak tahun 1996 ini bahkan sekarang sudah bisa disebut sebagai salah satu legenda hidup LA Lakers karena kontribusi, dedikasi, dan loyalitasnya. Kobe Bryant terhitung lima kali mempersembahkan gelar juara untuk LA. Lakers. Hingga saat ini, Kobe berada di peringkat keempat pemain NBA yang paling banyak mencetak skor, total sebanyak 31.617 poin. Hebatnya, semua poin tersebut ia lesakkan bersama tim yang sama, L.A. Lakers
Pemain kulit hitam yang berkarir di antara tahun 1960 sampai 1974 ini sebenarnya tidak memiliki penghargaan individual yang terlalu mentereng. Ia tercatat hanya satu kali memenangi penghargaan MVP, namun apabila kita cermati lebih seksama, secara statistik, penampilan individual Oscar Robertson di atas lapangan benar-benar luar biasa. Di tahun keduanya, ia berhasil mencatatkan rata-rata 30,8 poin, 12,5 rebound, dan 11,8 assists; suatu catatan triple double (mencetak dua digit angka untuk tiga hal sekaligus) tertinggi sepanjang masa. Tak hanya itu, catatan 186 kali triple double sepanjang karirnya juga sepertinya tak mudah dipatahkan dalam waktu dekat
Berbicara tentang pemain basket terbaik dunia, tentu saja kita tak bisa melupakan nama Wilt Chamberlain. Pemain ini dikenal sebagai seorang pebasket paling sukses, dengan catatan 7 kali dinobatkan sebagai pencetak poin terbanyak satu musim, 11 gelar rebound terbanyak satu musim, dan 4 kali dinobatkan sebagai Most Valuable Player atau MVP. Wilt Chamberlain juga dikenal sebagai seorang pemain yang bisa mencetak lebih dari 100 poin dalam satu game. Jika saja ia memiliki skill kepemimpinan yang baik, mungkin saja Wilt Chamberlain bisa masuk ke dalam posisis tiga besar daftar ini.
Larry Bird adalah satu-satunya pemain berkulit putih yang berhasil masuk ke dalam daftar 10 pemain basket terbaik di dunia versi FoxSports ini. Pemain yang juga kini dikenal sebagai salah satu pelatih NBA terbaik ini juga menorehkan berbagai catatan prestasi gemilang sepanjang periode aktifnya dari tahun 1979 hingga tahun 1992. Larry Bird dikenal sebagai salah satu shooter terbaik di NBA, dengan tingkat akurasi tembakan yang sangat tinggi. Rata-rata, ia mencatatkan akurasi tembakan 91,6 persen dari dalam garis dua poin dan tiga kali berturut-turut terpilih sebagai MVP.
4. Kareem Abdul-Jabbar
Jauh sebelum era Shaquille O'Neal dan Kobe Bryant, L.A. Lakers sudah memiliki seorang legenda. Ya, Kareem Abdul Jabbar adalah sosok pemain luar biasa, yang hingga saat ini berada di posisi nomor satu sebagai pencetak skor terbanyak sepanjang sejarah NBA. Dalam 20 tahun karirnya, total Kareem Abdul-Jabbar mencetak 38.387 poin. Di tahun 1970-an, Kareem Abdul-Jabbar benar-benar sosok yang tidak tertandingi. Ia berhasil menyabet 6 gelar MVP dan 6 gelar liga. Bersama Magic Johnson, ia dikenal sebagai generasi terbaik L.A. Lakers yang berhasil membawa tim ini memasuki masa-masa kejayaannya.
Jika ada sosok pemain yang dianggap "dewa" bagi pendukung Boston Celtics, mungkin sosok itu adalah Bill Russell. Bill Russell adalah seorang pemain yang berhasil membawa Boston Celtics dari sebuah tim yang biasa-biasa saja menjadi juara NBA 11 kali dalam 13 tahun karirnya. Catatan ini sampai sekarang masih menjadi rekor yang belum bisa disamai oleh pemain NBA lainnya. Ya, Bill Russell benar-benar menjadi roh permainan tim Boston Celtics. Ia tak hanya piawai dalam mencetak skor dan bertahan, namun ia juga menjadi inspirasi utama rekan-rekannya di atas lapangan. Ketika Bill Russell datang, Boston Celtics meraih kejayaan. Dan ketika ia pensiun, tim ini mengalami keterpurukan. Benar-benar sosok legenda yang sangat dominan
Jika saja ia tidak bermain dalam periode yang sama dengan Larry Bird, mungkin Magic Johnson bisa meraih lebih banyak prestasi bahkan bisa menjadi yang nomor satu dalam daftar pemain basket terbaik dunia. Ya, rivalitas kedua pebasket ini begitu hebat, dan dalam persaingannya, Johnson berhasil mempersembahkan 5 gelar juara untuk L.A. Lakers dan tiga gelar MVP untuk dirinya sendiri. Permainannya begitu luar biasa, di mana ia berperan sebagai jantung penyerangan tim yang kerap mencetak skor maupun assists yang luar biasa. Hal inilah yang membuat pemain yang memiliki nama Earvin Johnson ini mendapatkan nama tengah "Magic" sebagai bukti kehebatannya di atas lapangan
Jika ada pemain yang bisa disebut sebagai pebasket terbaik dunia sepanjang masa, maka Michael Jordan-lah yang paling pantas mendapatkan gelar ini. Pemain yang meraih masa-masa kejayaannya bersama Chicago Bulls ini berhasil mempersembahkan 6 gelar juara untuk tim serta 5 penghargaan MVP dan tercatat 10 kali menjadi pencetak skor terbanyak satu musim. Jordan juga menduduki posisi ketiga sebagai pemain NBA yang mencetak skor terbanyak di bawah Kareem Abdul-Jabbar dan Karl Malone. Selain sukses di dunia olahraga, Michael Jordan juga menjadi sosok yang sukses di dunia entertainment dan marketing. Hingga saat ini, ia dikenal sebagai "simbol" olahraga basket. Ia juga banyak membintangi film dan menjadi duta internasional untuk berbagai misi kemanusiaan. Benar-benar sosok pebasket yang sangat sempurna!
10 Pemain Biola Paling Terkenal Sepanjang Masa
10 Pemain Basket Terbaik Dunia
London - Mereka tak hanya cantik, tapi juga piawai bermain biola (violin). Inilah para pemain biola cantik yang bikin musik klasik makin asyik dinikmati.
Itzhak Perlman muncul di banyak acara TV
Itzhak Perlman muncul dalam segudang film dokumenter musik yang mengikuti pertunjukan musiknya dan saat ia mengajar. Selain itu, Perlman juga muncul di TV, seperti acara Sesame Street. Dalam episode ini, Perlman bekerja sama dengan Oscar the Grouch. Itu sebabnya Perlman menjadi musisi yang dicintai oleh semua orang dari segala usia dan latar belakang.
Perlman juga tampil di The Tonight Show, The Late Show with David Letterman, dan di The Late Show with Stephen Colbert, di mana dia menampilkan medley dua lagu dengan Jon Batiste. Serunya lagi, Perlman muncul di acara memasak, "Artist's Table" karya Jacques Pépin, di situ dia berbagi kecintaannya pada makanan dan musik.
Sepanjang film dokumenter "Itzhak" tahun 2017, Toby dan Itzhak Perlman memperjelas satu hal. Musik dapat menggerakkan dan membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik. Perlman pun tidak pernah menganggap musik sebagai pekerjaan. Dia juga merasa cukup beruntung karena dapat merasakan dan menyampaikan begitu banyak hal melalui musik.
Baca Juga: Musik Tradisional: Ciri-ciri, Fungsi, dan Contoh Alat Musik
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Halaman ini berisi artikel tentang penghargaan Pemain Terbaik Dunia FIFA yang saat ini hanya diberikan untuk pemain wanita saja, sebelumnya juga diberikan kepada pemain pria. Untuk penghargaan Pemain Terbaik Dunia FIFA terbaru untuk pemain pria, lihat
Pemain Terbaik Dunia FIFA (bahasa Inggris: FIFA World Player of the Year) merupakan penghargaan sepak bola yang diberikan kepada pemain yang terpilih sebagai yang terbaik di dunia oleh pelatih dan kapten tim internasional. Penghargaan ini mulai dianugerahkan pada tahun 1991 sebagai penghargaan untuk pemain pria terbaik di dunia. Pemilihan dilakukan dalam sistem voting berdasarkan voting posisi, setiap pelatih memiliki tiga suara, bernilai lima poin, tiga poin dan satu poin, dan pemenang ditentukan berdasarkan jumlah poin.
Para pemain Brasil yang berbasis di Eropa telah mendominasi penghargaan, memenangkan 8 dari 18 kali penganugerahan, negara kedua terbanyak Prancis, yang menang tiga kali. Dalam hal jumlah pemain yang telah menerima penghargaan, Brasil memimpin dengan lima paghargaan, diikuti oleh Italia dan Portugal dengan masing-masing dua kali.[1][2]
Pemenang termuda penghargaan ini adalah Ronaldo, yang memenangkannya pada usia 20 pada tahun 1996.[3] Ia memenangkannya lagi pada tahun 1997 dan 2002. Baik Ronaldo dan Ronaldinho menang dua kali berturut-turut. Ronaldo dan Zinedine Zidane memenangkan penghargaan ini tiga kali. Pemenang tertua adalah Fabio Cannavaro, yang berusia 33 tahun ketika ia memenangkan penghargaan ini pada tahun 2006.[4]
Pada tahun 2010, Pemain Terbaik Dunia FIFA dan penghargaan Ballon d'Or–nya France Football digabung dan pemain pria terbaik di dunia sejak saat itu dianugerahi penghargaan FIFA Ballon d'Or setiap tahunnya.[5]
Sebuah penghargaan terhadap pemain perempuan ditambahkan pada tahun 2001. Penghargaan perempuan memiliki pemenang individual lebih sedikit. Sejauh ini, hanya lima pemain yang telah memenangkan penghargaan. Hanya pemenang tahun 2011 Homare Sawa dan pemenang tahun 2012 Abby Wambach yang hanya memenangkan satu penghargaan ini. Marta telah menang lima kali berturut-turut, Birgit Prinz menang tiga kali berturut-turut, dan Mia Hamm menang dua kali berturut-turut. Pemenang tertua adalah Sawa, yang berusia 33 ketika dia memenangkannya pada tahun 2011. Pemenang termuda adalah Marta, yang menang pada tahun 2006 pada usia 20.
Penampilan Itzhak Perlman di Pertunjukan Ed Sullivan menjadi awal kesuksesannya
Pada tahun 1958, ia tampil di Pertunjukan Ed Sullivan. Seperti yang dikatakan Sullivan sendiri di acara itu, Perlman direkomendasikan oleh pemain biola hebat bernama Jascha Heifetz dan Yehudi Menuhin.
Kali pertama dalam hidupnya, ribuan orang mendengar Perlman bermain biola dari seluruh penjuru negeri. Ia membawakan lagu Felix Mendelssohn berjudul Concerto in E Minor. Setelah pertunjukan Sullivan selesai, Perlman langsung mendapatkan pujian karena bakatnya. Pertunjukan Ed Sullivan adalah awal dari pendidikan musik Perlman di AS.
Awal yang baik ini juga merupakan awal dari kariernya yang panjang dan sukses. Dia pun memulai tur dengan Sullivan's Caravan of Stars, dengan berkeliling negara bagian selama dua bulan. Beberapa tahun kemudian, Sullivan mengajaknya kembali ke panggungnya pada tahun 1964 untuk membawakan Second Violin Concerto milik Henryk Wieniawski. Setahun kemudian, Perlman merekam album pertamanya.